TIMES

Selasa, 13 Agustus 2013

Biografi Salman Al-farisi

Salman Al-farisi
Salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw, berasal dari Dihqab, sebuah desa di Persia(iran) di wilayah Jaiy (Jaiyan), dekat Isfahan bernama Salman Al-Farisi yang nama aslinya Mehbeh(Mayeh)
Sejak mula ia sudah merantau meninggalkan rumah orang tuanya untuk mengikuti seorang rahib dan belajar kepada beberapa guru samapai Syiria (Suriah). Dari Syria, ia meneruskan perjalanan ke Wadi al-Qura di Arab Tengah dalam rangka mencari seorang nabi yang pernah dikabarkan gurunya.
Dalam perjalanan mengarungi padang pasir, orang yang  membimbingnya sebagai penunjak jalan berkhianat, kemudian menjualnya sebagai budak kepada orang Yahudi. Akan tetapi, ia tetap mempunyai kesempatan untuk pergi ke Yastrib, dan kebetulan kedatangannya bertepatan dengan waktu hijrah Nabi Muhammad saw. Kemudian ia menyatakan masuk islam sehingga Nabi Muhammad saw, dapat memedekakan Salman Al-Farisi.

Nama salman erat hubungannya dengan perang khandaq, yaitu perang kaum muslimin dan persukutuan ora ng-orang kafir dari berbagai suku Arab, antara lain Kuraisy, Gatafan, Banu Murrah, Banu Asyja, dan Banu Salim dengan kekuatan 10.000 personil di bawah komando Abu Sufyan.
Nabi Muhammad saw, mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya tentang apa yang akan dilakukan, tinggal di dalam kota atau menyongsong musuh ke luar kota. Salman Al-Farisi memberi petunjuk untuk membut parit atau khandaq. Suatu strategi perang yang konon belum dikenal oleh bangsa Arab.

Rasulullah saw, menerima usulan dari Salman Al-Farisi tentang pembuatan parit. Pada waktu Salman bersama sekelompok muslimin menggali parit, ditemukan gumpalan batu putih yang besar dan keras. Karena sulit dipecahkan, Rasulullah saw, membantu memcahkan batu tersebut. Pada pukulan pertama kampak Beliau memecahkan sepertiga bagian batu sambil mengeluarkan cahaya, yang diisyaratkan penaklukan Syam(Suriah). Pada pukulan kedua sepertiga bagian lagi pecah sambil mengeluarkan cahaya, yang mengisyaratkan penaklukan Persia. Pukulan ketiga sepertiga bagian lagi pecah yang mengisyaratkan penaklukan yaman. Penggalian parit memakan waktu 6 hari sehingga kaum muslimin mengalami kesulitan logistic.

Orang-orang kafir sangat heran menyaksikan strategi pertahanan parit tersebut karena belum pernah mereka menyaksikan sebelumnya. Strategi tersebut amat menyulitkan orang-orang kafir memasuki Madinah. Dengan pertolongan Alloh, tentara muslimin mendapatkan kemenangan yang mutlak dan orang-orang kafir kembali dengan tangan hampa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar