Salman Al-farisi
Salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw, berasal dari
Dihqab, sebuah desa di Persia(iran) di wilayah Jaiy (Jaiyan), dekat Isfahan
bernama Salman Al-Farisi yang nama aslinya Mehbeh(Mayeh)
Sejak mula ia sudah merantau meninggalkan rumah orang tuanya
untuk mengikuti seorang rahib dan belajar kepada beberapa guru samapai Syiria
(Suriah). Dari Syria, ia meneruskan perjalanan ke Wadi al-Qura di Arab Tengah
dalam rangka mencari seorang nabi yang pernah dikabarkan gurunya.
Dalam perjalanan mengarungi padang pasir, orang yang membimbingnya sebagai penunjak jalan
berkhianat, kemudian menjualnya sebagai budak kepada orang Yahudi. Akan tetapi,
ia tetap mempunyai kesempatan untuk pergi ke Yastrib, dan kebetulan
kedatangannya bertepatan dengan waktu hijrah Nabi Muhammad saw. Kemudian ia
menyatakan masuk islam sehingga Nabi Muhammad saw, dapat memedekakan Salman
Al-Farisi.
Nama salman erat hubungannya dengan perang khandaq, yaitu
perang kaum muslimin dan persukutuan ora ng-orang kafir dari berbagai suku
Arab, antara lain Kuraisy, Gatafan, Banu Murrah, Banu Asyja, dan Banu Salim
dengan kekuatan 10.000 personil di bawah komando Abu Sufyan.
Nabi Muhammad saw, mengadakan musyawarah dengan para
sahabatnya tentang apa yang akan dilakukan, tinggal di dalam kota atau
menyongsong musuh ke luar kota. Salman Al-Farisi memberi petunjuk untuk membut
parit atau khandaq. Suatu strategi perang yang konon belum dikenal oleh bangsa
Arab.
Rasulullah saw, menerima usulan dari Salman Al-Farisi
tentang pembuatan parit. Pada waktu Salman bersama sekelompok muslimin menggali
parit, ditemukan gumpalan batu putih yang besar dan keras. Karena sulit
dipecahkan, Rasulullah saw, membantu memcahkan batu tersebut. Pada pukulan
pertama kampak Beliau memecahkan sepertiga bagian batu sambil mengeluarkan
cahaya, yang diisyaratkan penaklukan Syam(Suriah). Pada pukulan kedua sepertiga
bagian lagi pecah sambil mengeluarkan cahaya, yang mengisyaratkan penaklukan
Persia. Pukulan ketiga sepertiga bagian lagi pecah yang mengisyaratkan
penaklukan yaman. Penggalian parit memakan waktu 6 hari sehingga kaum muslimin
mengalami kesulitan logistic.
Orang-orang kafir sangat heran menyaksikan strategi
pertahanan parit tersebut karena belum pernah mereka menyaksikan sebelumnya.
Strategi tersebut amat menyulitkan orang-orang kafir memasuki Madinah. Dengan
pertolongan Alloh, tentara muslimin mendapatkan kemenangan yang mutlak dan
orang-orang kafir kembali dengan tangan hampa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar